Lhokseumawe - Merintis bisnis bisa berawal dari aneka macam alasan. Contohnya, Iriani (45) warga Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe, yang membuka usaha bunga hiasan karena awalnya ingin menghiasi rumah, namun tak kesampaian lantaran tak punya cukup uang.
Nah, karena tak bisa membeli, Iriani nekat membuat sendiri hingga akhirnya menjadi produk yang bernilai jual.
"Awalnya
saya berkeinginan di rumah itu ada hiasan seperti bunga tapi kala itu
tidak punya uang untuk membelinya. Dari situlah saya belajar secara
otodidak dan kemudian membangun home industry," kata Iriani , di rumahnya, yang juga sebagai lokasi pembuatan kerajinan bunga.
Iriani bercerita, bahan baku bunga hiasan mudah diperoleh yaitu ranting
bambu kuning untuk batangnya, buah pinus untuk bunganya. Kemudian,
pelepah pinang untuk daunnya serta daun pandan sebagai pengikat daun
dengan batangnya itu agar lebih kuat selain diberi lem.
Selain itu, Iriani juga memanfaatkan bahan lain seperti jerami, palem putri, biji buah sawo, dan gambas
"Semua bahannya itu bisa dicari di mana saja. Tidak perlu modal yang luar biasa. Hanya butuh ketelitian dan kerja keras tinggi untuk menghasilkan yang terbaik," ujar Iriani yang juga guru di SD 1, Dewantara, Aceh Utara ini.
Selain itu, Iriani juga memanfaatkan bahan lain seperti jerami, palem putri, biji buah sawo, dan gambas
"Semua bahannya itu bisa dicari di mana saja. Tidak perlu modal yang luar biasa. Hanya butuh ketelitian dan kerja keras tinggi untuk menghasilkan yang terbaik," ujar Iriani yang juga guru di SD 1, Dewantara, Aceh Utara ini.
Bunga hias racikan Iriani dijual bervariasi mulai dari Rp 5.000
hingga Rp700.000, tergantung ukuran dan motif. Sedangkan untuk suvenir
pernikahan dijual Rp 3.000 dengan batas minimal pesanan 50 buah.
Dalam
pemasaran, Iriani memakai cara konsinyasi atau menitipkan di toko-toko
perabotan. Selain itu, dititip pula ke teman-temannya untuk dibawa ke
Jakarta.
Bukan itu saja, agar produknya dikenal
publik, Iriani juga mengikuti beberapa kegiatan. Misalnya, lomba
kerajinan tangan Pemerintah Kota Lhokseumawe.
"Setiap
ada event selalu kita pamerkan agar masyarakat tahu banyak bahan di
sekelilingnya bisa dijadikan uang untuk menambah pendapatan keluarga.
Saya selalu mengajarkan masyarakat di berbagai tempat namun niat mereka
belum muncul sehingga sulit kerajinan seperti ini berkembang," tutur
Iriani.
Dari bisnisnya ini, Iriani bisa meraup
pendapatan hingga Rp 6 juta pe bulan, sekaligus bisa mempekerjakan 5
pemuda putus sekolah.
"Alhamdulillah, berkat usaha ini saya
mampu mempekerjakan 5 orang pemuda yang sudah putus sekolah. Lumayan
pendapatannya dan bersih yang saya dapat bisa mencapai Rp 5 juta hingga
Rp 6 juta dalam sebulan," pungkas. Iriani.

Komentar
Posting Komentar